Buramnya Demokrasi yang Dilindungi
"Negara kawasan Timur Tengah yang dilanda krisis politik merupakan negara kaya seperti Libya. Namun, di negara tersebut tidak ada demokrasi dan perlakuan hak asasi manusia buruk, sehingga menimbulkan gerakan kaum muda untuk memberikan perlawanan," kata Dr Nasir Tamara, ketua umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) di UGM, Yogyakarta, Selasa, 1 Maret 2011. (Vivanews, Kamis, 24 Maret 2011 | 10:12 WIB). Mencoba melindungi demokrasi bahwa semua ini terjadi bukan karena demokrasi sekuler. Padahal sangat berbalik justru masyarakat Timur Tengah telah sadar bahwa mereka telah dibohongi dan ditipu oleh penguasanya sendiri. Wajarlah jika mereka menuntut perubahan sistem pemerintahan dengan melengserkan pemerintahan lama.
Tambah lagi ungkapan "Gejolak terjadi karena benar-benar tak ada rasa keadilan, ditambah dengan krisis ekonomi. Kebebasan juga terpasung. Hak asasi manusia pun sering dilanggar,'' ujar Dr Nasir Tamara DEA DESS, pada kuliah umum ''Islam dan Demokrasi: Memahami Revolusi Timur Tengah," di Sekolah Pascasarjana UGM ( CyberNews, 2 Maret 2011). Menujukkan bukti bahwa lagi-lagi demokrasi sekuler dilindungi dan disebarkan agar tetap eksis di Timur Tengah.
Hal ini hanya menumbuhkan sikap nasionalisme kepada umat ini sehingga Pemerintah melalui Menlu nya melakukan perhatian dan mengangkut WNI kembali ke Indonesia sebagaimana telah dipaparkan di Vivanews yakni Kementerian Luar Negeri memperkirakan saat ini terdapat 875 WNI di Libya. Sebanyak 550 di antaranya bekerja di sektor formal, 130 mahasiswa, dan sisanya adalah WNI yang bekerja di sektor informal. Bagi warga yang masih berada di Tripoli atau belum terangkut, Natalegawa menghimbau untuk tetap waspada. “Pemerintah mengimbau WNI menunjukkan kewaspadaan, menghindari demonstrasi,” kata Natelegawa.
Analisis Situasi Timur Tengah
Gelombang panas revolusi yang terjadi di Timur Tengah, setidaknya membawa kita pada dua pertanyaan besar. Pertama, mengapa fenomena gejolak sosial itu muncul? Kedua, benarkah gerakan sosial yang terjadi di kawasan Timur Tengah merupakan sebuah gerakan revolusi (dalam arti sesungguhnya)?
Berawal dari Tunisia, badai perubahan dengan cepat berhembus ke berbagai negara di Timur Tengah. Mesir segera dilanda demam ‘revolusi’ setelah rakyat Tunisia berhasil menggulingkan rezim Ben Ali dan terus menular ke Libya, bahkan Iran pun ikut bergolak. Kediktatoran rezim menjadi semacam pra kondisi aksi penggulingan kekuasaan di negara-negara tersebut. Di Libya, Qadafi telah menjadi semacam ikon penguasa diktator. Semenjak sukses mendepak kekuasaan Raja Idris tahun 1969, Qadafi telah memberangus seluruh aktivitas gerakan Islam di negaranya. Siapa pun yang melakukan aktivitas keislaman, dianggap melakukan kejahatan besar. Tak heran jika selama empat dekade kekuasaannya selalu diwarnai dengan aksi penangkapan terhadap aktivis Islam, penyiksaan, penghancuran rumah, hingga aksi pembunuhan massal.
Di Mesir kondisinya pun serupa dengan Libya. Hidup 30 tahun di bawah rezim yang korup dan despotik membuat gerah rakyat Mesir. Kondisi semacam ini sangat mudah untuk menciptakan sebuah gerakan sosial yang massif. Ayatullah Khamenei dalam analisisnya mengatakan, bukan hanya faktor ekonomi yang menjadi pemicu aksi penggulingan rezim di Mesir, tetapi juga keterhinaan yang ditimpakan Amerika kepada rakyat Mesir melalui kaki tangannya, Mubarak. Gejolak yang kini terjadi, menurut Khamenei, adalah akumulasi endapan kemarahan atas praktek sistem asing yang menyengsarakan jutaan orang.
Hal yang sama pula terjadi di Tunisia. Bertahun-tahun rakyat Tunisia hidup dalam perasaan terhina. Jilbab secara resmi dilarang, sholat berjamaah dilarang, bahkan solat sendiri pun dibatasi. Rezim yang sombong semacam ini hanya akan membunuh dirinya sendiri. Kemarahan rakyat Tunisia yang sudah mencapai pucaknya berhasil mengusir Ben Ali dan keluarganya dari puncak kekuasaan.
Yang patut kita cermati dari gejolak Timur Tengah bukan hanya “apa yang terjadi”, tetapi lebih dalam dari itu adalah “mengapa gejolak itu terjadi”. Doktrin lama kekuatan kapitalis: bila sebuah rezim mengancam kepentingan kapitalis, gulingkanlah!, tampaknya menjadi titik terang untuk membongkar dalang dibalik gejolak di Timur Tengah. Wall Street Journal (28 agustus 2009) mengeluarkan laporan bahwa ternyata Libya adalah negara dengan sumber minyak terbesar di Afrika. Dengan potensi SDA yang besar, Qadafi seringkali menyulitkan investor. Juga memaksa perusahaan-perusahaan asing untuk menegosiasi ulang kontrak yang ada. Jika tidak, maka nasionalisasi menjadi senjata Qadafi untuk menekan peruahaan-perusahaan asing seperti Exxon Mobil, Shell, dan British Petroleum. Dan bukan tidak mungkin, penggulingan Qadafi dilakukan demi memuluskan kepentingan kekuatan kapitalis.
Di Mesir, Amerika turut berperan dalam skenario penggulingan Rezim Mubarak. Walaupun selama ini Amerika menunjukkan dukungannya pada rezim ini, tapi sesungguhnya Mubarak sudah tidak efektif lagi menjaga kepentingan Amerika di Mesir. Amerika berhasil merangkul kekuatan oposisi yang menjadi penentang diktator. Kemarahan rakyat Mesir dimanfaatkan secara efektif oleh Amerika. Freedom House dan the National Endowment for Democracy ikut terlibat dalam mendesain skenario tersebut. AS selama ini telah mendukung dan mendanai kelompok-kelompok pro-demokrasi Mesir. Bahkan para blogger pun dilibatkan dalam “political leveraging” ini.
Dapat dikatakan, seluruh gejolak di Timur Tengah termasuk juga di Maroko dan Al-Jazair berlangsung tanpa arah dan visi yang jelas. Sangat disayangkan jika pada akhirnya gerakan sosial ini berujung pada sebatas pergantian Rezim. Padahal pergantian rezim semacam ini, seperti yang terjadi di Mesir, Libya, dan Tunisia, mudah sekali dibajak oleh kepentingan lain. Jika revolusi yang diinginkan tentu bukan hanya sebatas pergantian rezim, tapi juga transformasi sistem. Ada ideologi alternatif yang ditawarkan yang tentunya lebih kuat dan menjanjikan.
People power sesungguhnya tidak menjanjikan perubahan apa pun jika tuntutannya hanya sebatas pergantian rezim semata. Diperlukan ideologi alternatif yang secara rapi diperjuangkan oleh sebuah gerakan yang memiliki master plan yang jelas. Keberadaan sebuah gerakan yang memiliki road map perjuangan mutlak diperlukan. Gerakan tersebutlah yang akan membentuk massa yang sadar dan percaya serta yakin pada ideologi baru yang ditawarkan. Melihat sejarah panjang Timur Tengah yang berabad-abad berada di bawah kekuasaan Islam, maka Ideologi Islam menjadi tawaran yang menjanjikan.
Gerakan Pembawa Perubahan
Gerakan Pembawa Perubahan
Perpaduan tiga kekuatan, partai (gerakan) politik, massa yang sadar, dan militer, akan mampu membentuk gelombang panas revolusi jika ditopang oleh ideologi Islam yang shahih. Elemen Militer yang sadar dan yakin terhadap ideologi Islam akan membantu mengamankan proses transformasi sistem. Ini pula yang dilakukan oleh Nabi Saw dan para sahabat tatkala meminta pertolongan kepada Bani Tsaqif di Thaif, Bani Hanifah, Bani Kalb, Bani Amir bin Sha’sha’ah dan sejumlah kabilah yang lain. Nabi Saw mencari kekuatan dalam kabilah-kabilah tersebut untuk melindungi dakwah dan melidungi negara yang hendak dibangun. Dengan satu syarat tentunya sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah riwayat, “Beliau pun meminta mereka untuk membenarkan beliau, dan memberikan perlindungan kepadanya.” (Ibn Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, II/36.).
Syahdan, tidak ada jalan lain bagi negara-negara Timur Tengah dan dunia Islam selain revolusi yang legal menurut syariat. Tuntutan pergantian rezim hanya akan memudahkan AS dan sekutunya melakukan revitalisasi untuk mengamankan kepentingannya di Timur Tengah. Ibarat keluar dari lubang biawak tetapi justru terjerumus ke dalam lubang buaya.
Khatimah
Kekejaman, penindasan, pengangguran, kemiskinan merajalela itu karena sistem Demokrasi Kapitalis yang diterapkan selama ini. Apakah saudaraku masih yakin dengan Demokrasi Kapitalis-sekuler ini dapat membawa kesejahteraan bagi kita semua? Apakah saudaraku belum memahami bahwa hanya ideologi Islamlah yang dapat membawa kita lebih baik? Ataukah belum tibakah saatnya bagi kita untuk memahami apa yang telah dan terus diserukan oleh Hizbut Tahrir selama ini, bahwa tegaknya Khilafah sajalah yang akan menjaga negeri dan penduduknya serta menghancurkan punggung musuh-musuh.
Sesungguhnya seorang imam (khalifah) adalah perisai dimana orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung (HR Muslim)
Belum tibakah saatnya bagi kita untuk memahami bahwa umat Islam di bawah Khilafah dahulu selalu dimintai pertolongan oleh orang-orang yang dizalimi di dunia untuk menghilangkan kezaliman atas mereka. Sementara sekarang, di bawah rezim-rezim boneka dan penguasa-penguasa pandir (ruwaibidhah), umat Islam tidak mampu menghilangkan kezaliman dari dirinya sendiri?… Namun demikian, semua kejadian itu telah mendorong berkumandangnya seruan pembebasan. Kegelapan malam pun akan disusul fajar. Sesungguhnya Islam memiliki getaran hebat yang akan mendatangi para penindas dan musuh-musuh Islam dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.
Khatimah
Kekejaman, penindasan, pengangguran, kemiskinan merajalela itu karena sistem Demokrasi Kapitalis yang diterapkan selama ini. Apakah saudaraku masih yakin dengan Demokrasi Kapitalis-sekuler ini dapat membawa kesejahteraan bagi kita semua? Apakah saudaraku belum memahami bahwa hanya ideologi Islamlah yang dapat membawa kita lebih baik? Ataukah belum tibakah saatnya bagi kita untuk memahami apa yang telah dan terus diserukan oleh Hizbut Tahrir selama ini, bahwa tegaknya Khilafah sajalah yang akan menjaga negeri dan penduduknya serta menghancurkan punggung musuh-musuh.
«إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»
Sesungguhnya seorang imam (khalifah) adalah perisai dimana orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung (HR Muslim)
Belum tibakah saatnya bagi kita untuk memahami bahwa umat Islam di bawah Khilafah dahulu selalu dimintai pertolongan oleh orang-orang yang dizalimi di dunia untuk menghilangkan kezaliman atas mereka. Sementara sekarang, di bawah rezim-rezim boneka dan penguasa-penguasa pandir (ruwaibidhah), umat Islam tidak mampu menghilangkan kezaliman dari dirinya sendiri?… Namun demikian, semua kejadian itu telah mendorong berkumandangnya seruan pembebasan. Kegelapan malam pun akan disusul fajar. Sesungguhnya Islam memiliki getaran hebat yang akan mendatangi para penindas dan musuh-musuh Islam dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.
وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. (QS Yusuf [12]: 21)Syukran Jazakumullah Khairan Katsiran
Wallahu'alam biash Showwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentarnya